Kamis, 29 Januari 2009

Jerit Hatiku

sesak terasa,
ujung di pilu hati,
rekatkan rasa penuh emosi,

ingin berontak,
dari kecaman hati yang riuh oleh lisan,

mencari kata yang pantas,
untuk legakan jiwa yang penat,
adakah?

hanya rasa ingin yang hampa,
dan akhirnya sirna oleh waktu ..

jeritan hati yang tak terbalas oleh asa

Jerit Hatiku

sesak terasa,
ujung di pilu hati,
rekatkan rasa penuh emosi,

ingin berontak,
dari kecaman hati yang riuh oleh lisan,

mencari kata yang pantas,
untuk legakan jiwa yang penat,
adakah?

hanya rasa ingin yang hampa,
dan akhirnya sirna oleh waktu ..

jeritan hati yang tak terbalas oleh asa

Minggu, 18 Januari 2009

Rinduku

Rasakan satu keikhlasan
Menyatu dalam diri nan hati
Bingkiskan satu keyakinan
Menambah iman dalam hati

Katakan satu ketulusan
Menari dalam jiwa beku
Ungkapkan satu kejujuran
Merentas hangat kasih sayang hakiki

Rentangkan sayap yang patah
Terpangkas oleh ranting kenistaan
Kembangkan kuncup perjuangan
Melawan gerak hati yang limbung

Dah lelah hati ini
Tuk berfikir kesempitan yang ada
Reda sudah jiwa yang beku
Menjadi terisi padatnya lafaz syahdu

Ironisnya satu ucap kata
Jadikan pengekang setiap langkah
Hadirkan angan yang pasti dan tercapainya cita

Kerinduan akan bahagia
Kerinduan akan kedamaian
Jadi motif penggerak hidup
Dan terkungkung dalam asa yang indah

Rasakan satu aturan
Dalam kuasa Nya yang Maha Agung
Ikatkan hidup dalam syariat Nya
Dan dapatkan ridho serta ampunan Nya

Dari hamba yang kurang lafaz syukur
Memory 19 Mei 2007

Rabu, 07 Januari 2009

Aku ingin mencintai-MU

Mengalir dalam darah beku
Tertambat pada satu rasa
Mengais dalam jiwa berserakan
Tercabik perih penuh siksa

Harus bagaimana
Hati mengisyaratkan hati
Bilamana luka terus berdarah?

Bersinggah pada satu ruang
Menjadi penyejuk juga pemusnah

Di saat ajal semakin dekat
Kadang kala harus terjerat
Pada langkah yang semakin suram
Menambah semangat semakin padam

Di mana keikhlasan hati?
Teriakku lantang..

Patutkah sosok manusia
Menentang segala kefitrohan yang ada?
Tanyaku tak berdaya..

Inikah yang di namakan hidup?
Raguku menyeruak..

Tangisku sejenak terhenti..
Surga.., desisku lirih..
Hanya itu yang jadi tujuan

Namun, pantaskah bagi diriku?
Sangsiku dengan geram..

Tulangku serasa remuk seketika..
Tidak peduli Surga atau neraka sekalipun
Hanya satu yang ada di benakku
Ku hanya ingin mencintai-Mu
Dengan cara yang Engkau ridhoi..

Kata Nuraniku

Letih rasa hati ini
Kala jiwa terpaut gelombang laut
Samudra kalbu penuh angin pasang

Andai bisa ku tepis rasa itu
Pasti kanku bisa melangkah dengan pasti
Tidak peduli ada atau tidak
Yang jelas aku bisa berdiri tegar

Kanku rangkai mimpi dengan asa
Bersandar pada pedoman yang layak
Berbalut rindu nan cinta penuh kasih

Seandainya saja bisa…
Namun aku tahu pasti
Ini satu kewajaran,
Kenapa harus di pertentangkan?

Teriring waktu yang berjalan
Aku bisa pahami segalanya..
Pupus sudah satu kepercayaan itu
Hangus terbakar emosi yang memuncak

Amarah jiwa tak terbendung,
Yang ada hanyalah rasa benci yang membara
Yang ada hanyalah kekecewaan yang mendalam
Yang ada hanyalah kelukaan hati teramat sakit

Mungkin…
Raga ini tak miliki arti
Namun ku punyai hati
Hati yang mudah tersenyum,
Hati yang mudah menangis,
Dan hati yang mudah terluka

Inilah sepenggal kata nuraniku
Yang terbelenggu kabut luka jiwa
Yang tertetesi embun asa pagi
Yang tercurah mimpi dalam cita

Terima kasih ..

Kebahagiaan itu muncul kembali
Ketika hati mereguk makna diri

Harapan itu hadir kembali
Tatkala jiwa terjerat lemah diri

Tak kan peduli siapa mereka
Hanya satu yang tertanam di benak
Aku butuh semua itu..

Tak kan peduli atas keyakinan itu
Hanya satu yang melekat di kalbu
Aku ingin semua itu..

Selama ini..
Dengan segala yang ku punya
Dengan segala paham yang ku miliki
Dengan ketelitian yang ku sandang
Dengan selektif yang ku lakukan
Aku jadikan segala itu untuk meraih syar’i

Namun tatkala diri
Menemukan sosok teman lebih dari sgalanya
Aku bisa temukan makna hidupku kembali

Semangat itulah yang aku perlukan
Terima kasih teman..